Anti kekerasan,anti tawuran (nadhila 91)

 Pendahuluan


Selamat siang para hadirin yang saya hormati. 

Saya adalah salah satu pelajar dari SMP Negeri di kota ini, yang sangat memedulikan pentingnya pendidikan bagi masa depan kita semua, dan begitu juga dengan kenyamanan kita bersama dalam menuntut ilmu. Saya tidak memiliki keinginan apa pun berdiri di sini. Saya hanya ingin mengungkapkan sedikit keresahan hari saya sebagai seorang pelajar.


Latar belakang utama:

Saya di sini mewakili para pelajar di kota ini yang mengalami keresahan akibat banyaknya tawuran dan kekerasan yang sering kita sebut dengan klithih.  

Pengantar ke pokok persoalan dengan model


repetisi:


Saya resah dengan ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh adanya tawuran atau klithih yang semakin hari semakin tidak ada akhirnya.

Saya resah dengan rasa ingin membalas dendam antarpelajar ketika terpancing emosi karena salah sasaran atau yang mereka sebut dengan rasa  kesetiakawanan.


Inti repetisi:


Saya ingin sekali kita belajar dengan damai. Kita belajar di kota ini dengan tujuan yang sama, yaitu menuntut ilmu agar dapat mencapai cita-cita setinggi mungkin. Rasa kesetiakawanan yang selama ini kita agung-agungkan, ada baiknya kita salurkan ke hal-hal yang positif, yang dapat mendukung prestasi kita dan juga masyarakat di sekitar kita.

Pertanyaan empati:

Apakah teman-teman tidak ingin kita hidup dengan damai ketika sedang menuntut ilmu?


Penyampaian Fakta yang tak terbantahkan:


Belum lama ini kita dengar seorang pelajar tewas akibat disabet clurit dari belakang. Dan setelah ditelurusi, ternyata pelakunya telah keliru. Pelajar yang ia klithih, ternyata bukan orang yang ia anggap musuh selama ini. Dan mirisnya, semua ini hanya karena masalah sepele, yaitu tidak terima motornya diselip oleh orang tersebut.  


Inti dari pidato:


Ayolah, teman. Mari kita jaga kenyamanan di antara kita. Jangan mudah terpancing emosi untuk hal-hal yang sepele.


Argumen-argumen:


Saat ini kita berkumpul bersama untuk merasakan bahwa persahabatan itu benar-benar membuat kita bersatu. Menyamakan hati dan perasaan kalau kita adalah pelajar yang cinta damai. Banyak dari kita adalah pelajar yang jauh dari orangtua. Betapa besarnya harapan orangtua kita ketika mengirim kita ke kota ini hanya untuk belajar. Dan seperti kata ibu saya ‘tidak ada orang tua yang ingin jauh dari anaknya, kecuali untuk masa depan anaknya’. Apakah kita tega menyakiti kedua orangtua kita hanya untuk memuaskan emosi kita dengan berkelahi, melakukan kekerasan, dan bahkan menyebabkan telah hilangnya nyawa orang lain?


Kesimpulan:


Ibu saya selalu berkata, “Baik-baiklah di mana pun kamu berada, Nak. Jaga diri baik-baik, dan Allah selalu bersama orang-orang yang bersabar.”  


Salam penutup:


Mungkin hanya pesan sederhana yang kadang saya lupakan ketika sedang bersama teman-teman saya di sekolah. Tapi, meski sederhana, saya yakin ini adalah amanat yang terberat agar hidup kita lebih baik lagi ke depannya.

Sekian dan terima kasih.


•kaidah kebahasaan•


1.nominalisasi

-saya tidak memiliki keinginan apapun berdiri disini.

Saya hanya ingin mengungkapkan sedikit keresahan hari saya sebagai seorang pelajar.


2.penggunaan kalimat pasif

-saya tidak memiliki keinginan apapun berdiri disini


3.penggunaan kata ganti 

-saya disini mewakili para pelajar dikota ini yang mengalami tawuran dan kekerasan yang sering kita sebut dengan klithih


4.penggunaan istilah teknis

-saya resah dengan ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh adanya tawuran tau klithih yang semakin hari semakin tidak ada akhirnya


5.penggunaan kata sinonim atau rumpun kata dan antonim

-menyamakan hati dan perasaan kalau kita adalah pelajar yang cinta damai


6.penggunaan kata tugas (konjungsi)

-saya ingin sekali kita belajar dengan damai


7.penggunaan kata benda abstrak

-saya resah dengan rasa ingin membalas dendam antarpelajar ketika terpancing emosi karena salah sasaran atau yang mereka sebut dengan rasa kesetiakawanan 


8.penggunaan kata emotif

-saya resah dengan ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh adanya tawuran atau klithih yang semakin hari semakin tidak ada akhirnya


9.penggunaan kata modalitas

-Ayolah,teman.mari kita kaga kenyamanan diantara kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gadis penjaga tikar (Dhila)